Rabu, 23 November 2011

Argumentasi


Kata argumen berarti alasan.
Karangan argumentasi adalah karangan yang berusaha memberikan alasan yang kuat untuk meyakinkan pembaca. Karangan argumentasi bersifat objektif. Pada umumnya mengemukakan alasan, contoh, dan bukti yang kuat untuk meyakinkan, sehingga pembaca akan terpengaruh, meyakini, dan membenarkan gagasan/pendapat penulis. Contoh argumentasi adalah karya ilmiah, makalah, skripsi, dsb.
Karakteristik paragraf argumentasi:
  1. kalimat utama/pendahuluan berupa pernyataan/gagasan penulis yang menarik perhatian pembaca
  2. diikuti kalimat-kalimat penjelas yang berisi argumen-argumen untuk meyakinkan atau membuktikan kebenaran gagasan awal penulis
  3. ditutup dengan kesimpulan yang menegaskan gagasan awal penulis
Karangan argumentasi dan eksposisi seringkali sulit dibedakan. Bentuk keduanya hampir sama. Meskipun demikian, keduanya memiliki perbedaan.
Persamaan argumentasi dengan eksposisi:
  1. argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan penulis
  2. keduanya memerlukan analisis dan sistesis
  3. sumber gagasan dapat berasal dari pengalaman, pengalaman dan penelitian, serta sikap dan keyakinan (daya khayal jarang digunakan sebagai sumber gagasan)
  4. keduanya menggunakan fakta atau data yang berupa angka, peta, statistik, atau gambar.
Perbedaan argumentasi dengan eksposisi
Bagian Karangan
argumentasi
eksposisi
Pembuka atau pendahuluan
Menarik perhatian pembaca pada persoalan yang akan dikemukakan.
Memperkenalkan kepada pembaca tentang topik yang akan dipaparkan dan tujuan paparan tersebut.
Tujuan
Meyakinkan pembaca.
Memberi informasi atau menjelaskan kepada pembaca agar pembaca memperoleh gambaran yang jelas.
Penggunaan data, contoh, gambar, dsb
Untuk membuktikan bahwa apa yang dikemukakan penulis dalam tulisan itu benar.
Untuk lebih menjelaskan atau memperjelas isi karangan.
penutup
Menyimpulkan apa yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
Menegaskan lagi apa yang  telah diuraikan sebelumnya.
Catatan:
  1. Bagian pembuka dan penutup argumentasi tidak boleh terlalu panjang. Pada bagian pembuka adapat disampaikan latar belakang timbulnya masalah, sistematika yang digunakan, dan tujuan argumentasi itu ditulis.
  2. Kesimpulan yang dikemukakan harus benar dan ditarik dari uraian sebelumnya dan tidak boleh menyimpang.
  3. Apabila masalah yang dikemukakan perlu pemecahan, dapat disampaikan saran atau usul setelah kesimpulan.
  4. Penutup tidak harus berupa kesimpulan, tetapi dapat pula berupa ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan sebelumnya.
Untuk dapat membuat sebuah karangan argumentasi yang baik harus  memperhatikan hal-hal berikut.
  1. Berpikir sehat, kritis, dan logis
  2. mampu mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik, serta mampu merangkaikannya untuk membuktikan  keyakinan atau pendapat kita
  3. menjauhkan emosi dan subjektivitas
  4. mampu menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan tidak menimbulkan salah penafsiran.
Contoh-contoh paragraf argumentasi
Contoh 1
Kebiasaan menabung sejak dini memberi manfaat besar bagi orang yang melakukannya. Dengan menabung, secara tidak langsung seseorang berusaha menata hidupnya. Seperti sering terjadi, dalam hidup banyak kejadian yang tidak terduga, seperti sakit, tertimpa musibah, mendaftar sekolah, dan sebagainya. Hal-hal tersebut tentu memerlukan biaya. Dengan memiliki tabungan, seseorang tidak akan terlalu panik ketika berhadapan dengan kejadian yang tidak terduga itu. Mereka akan lebih mudah menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Jadi, melihat manfaatnya yang cukup besar, kegiatan menabung hendaknya dapat menjadi kebiasaan.
Contoh 2
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan cara menjaga kesuburannya, dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
Contoh 3
Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal untuk bekerja.
Jadi, memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran.
Paragraf argumentasi dapat dikembangkan dengan menggunakan pola sebab-akibat:
1. Pola sebab-akibat
Yaitu satu sebab yang menimbulkan beberapa akibat.
Misal:
Sebab: Hujan turun__________akibat 1 jemuran basah
akibat 2 tanah becek
akibat 3 got penuh air
dsb.
2. Pola akibat-sebab
Yaitu satu akibat yang terjadi karena beberapa sebab.
Misal:
akibat: lingkungan rusak__________sebab 1: penebangan hutan
sebab 2: pembuangan sampah
sebab 3: penambangan liar
dsb.
3. Pola sebab-akibat yang bertalian
Satu sebab menimbulkan satu akibat yang menjadi sebab dari akibat yang timbul berikutnya.
Sebab1________akibat1 (sebab2)_______akibat2 (sebab3)_______akibat3 (sebab4) dan seterusnya.
Misal:
Sebab1: Semalam hujan turun ________Akibat1: air menggenang (menjadi sebab2) _______Akibat2: jalan-jalan banjir (menjadi sebab3)____________Akibat3: lalu lintas macet. dan seterusnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar